I Think I Can

Pak Kipli, seorang pasien di RS Jantung Harapan Kota, mengeluh karena akibat dari kinerja jantungnya yang makin melemah, terasa menyiksa seluruh tubuhnya, “Ya, seandainya saya rajin berolahraga, seandainya saya tidak merokok, seandainya saya mengurangi makanan berlemak, mungkin sore hari begini sedang bercengkrama beserta anak dan istri, atau sedang menikmati secangkir teh panas diteras rumah sambil membaca koran sore”. Di sela-sela nafasnya yang berat dan tersengal, kata seandainya terus meluncur dari benak Pak Kipli. Isinya adalah penyesalan, kenapa dirinya membiarkan “monster” sakit jantung datang menghampirinya.

Tips

Dalam hal ini Schwartz (1996), merumuskan cara untuk menumbuhkan kebiasaan bertindak atau proaktif:

  1. Jadilah “aktivasionis“. Jadilah orang yang berbuat. Jadilah pelaksana, bukan pengomentar. 
  2. Jangan menunggu hingga keadaannya sempurna karena itu tidak akan pernah terjadi. 
  3. Ingat, gagasan saja tidak akan memberikan keberhasilan. Gagasan mempunyai nilai hanya jika Anda melaksanakannya. 
  4. Gunakan tindakan untuk menghilangkan ketakutan dan mendapatkan kepercayaan diri. Kerjakan apa yang Anda takutkan dan ketakutan pun menghilang. Coba dan lihat hasilnya. 
  5. Mulai mesin mental Anda secara mekanis. Jangan menunggu hingga jiwa` Anda menggerakkan Anda. Ambil tindakan, galilah, dan Anda menggerakkan jiwa Anda. 
  6. Berpikirlah dalam pengertian sekarang. Besok, minggu depan, nanti dan kata-kata serupa kerap merupakan sinonim dari kata kegagalan tidak pernah. 
  7. Segeralah bertindak. Jangan membuang-buang waktu menyiapkan diri untuk bertindak. Mulailah bertindak. 
  8. Ambil inisiatif. Jadilah pelopor. Ambillah insiatif dan laksanakan. Jadilah sukarelawan. Perlihatkan bahwa Anda mempunyai kemampuan dan ambisi untuk berbuat.

Kita kadang mengeluh karena anak buah atau rekan kita kurang proaktif. Bagaimana dengan kita sendiri?

0 Response to "I Think I Can"